Kelas
pedagogi yang diadakan pada 23 April 2012 sebenarnya dimaksudkan oleh pengampu
untuk review hasil UTS dan memberikan remedial.
Memang sedikit mengganjal kedengaran untuk mahasiswa Psikologi USU
karena biasanya yang mengadakan remedial hanya fakultas kedokteran. Namun
pengampu mk Pedagogi menginginkan hasil maksimal dari ujian kami karena masih
banyak jawaban melenceng yang sebenarnya bukan maksud dari pertanyaan. Beberapa
menit berlalu kelas masih berlangsung seperti biasa. Hingga akhirnya pengampu
keluar dari kelas karena kesalahan kami sendiri: tidak mau merespon setiap
pertanyaan yang diajukan. Sebenarnya pengampu tidak keluar begitu saja. Beliau
telah memperingatkan sebelumnya jika sekali lagi masih bertingkah seperti itu,
ia akan keluar kelas. Tapi akhirnya beliau keluar kelas karena kami tetap diam
tak merespon.
Kelas
tadi memang benar-benar hening bagai tak berpenghuni. Ditanya sudah mengerti,
diam. Ditanya ada pertanyaan, diam. Ditanya esensi soal, diam. Memang salah
kami juga sebenarnya. Sudah menjadi tanggung jawab kami juga untuk diri kami
sendiri. Kami harus mengungkapkan apa yang kami rasakan, kalau mengerti bilang
mengerti, kalau tidak mengerti bilang tidak, kalau ditanya ya dijawab bukannya
menunggu pengampu memberi tahu dari A-Z. padahal itu sangat tidak efisien.
Misalnya sudah mengerti sampai P, gara-gara diam, pengampu mengira masih belum
mengerti hingga beliau harus mengulang dari A atau mungkin terus melanjut
materi padahal yang lain belum mengerti. Begitulah kira-kira perbandingannya.
Masih untung beliau mau membuat kelas hanya untuk remedial/perbaikan nilai di
tengah kesibukannya.
Tindakan
yang beliau lakukan tidak salah. Saya mengerti maksud beliau melakukannya,
yaitu agar kami lebih berpikir dewasa dan bertanggung jawab. Kami bukan
anak-anak lagi yang harus diatur satu per satu. Jadi harus punya kesadaran
sendiri terhadap hal-hal yang sebenarnya juga untuk kami hasilnya.
Jika
dihubungkan dengan pedagogi, beliau telah melakukan apa yang seharusnya menjadi
keewajibannya yaitu membangun keaktifan belajar, menata lingkungan edukatif,
dan memotivasi belajar dengan melakukan tanya jawab mengenai esensi dari suatu
hal seperti pertanyaan atau meminta kami menghubung-hubungkan segala fenomena
pendidikan yang ada dengan teori agar kami tetap belajar sendiri tanpa beliau
sibuk berceramah di depan kelas yang sebenarnya juga tidak efektif. Jadi bagian
untuk mengingat-ingatkan kami untuk melakukan yang sebenarnya menjai tanggung
jawab kami bukan tugas beliau lagi, sehingga wajar kalau beliau keluar dari
kelas.
0 komentar:
Posting Komentar