I made this widget at MyFlashFetish.com.

Kamis, 21 Juni 2012

Evaluasi Kinerja Mata Kuliah Paedagogi


Tak terasa satu semester hampir berlalu. Banyak kenangan yang dialami bersama selama rentang waktu yang tidak sebentar ini. Khusus untuk mata kuliah pedagogi, saya akan memberikan testimoni mengenai mata kuliah pilihan dengan bobot 2 sks ini.

Kesan
Kesan saya selama mata kuliah ini adalah mata kuliah ini cukup menarik. Ditambah dengan dosen pengampu yang juga mengajar dengan seni yang terwujud dari model pembelajaran berbasis TIK nya sehingga sangat berbeda dari mata kuliah lain. tugas-tugas yang diberikan juga membantu untuk memahami materi secara mendalam seperti tugas lapangan microteaching yang mencakup semua materi pedagogi dalam prosesnya. Kemudian tugas mandiri posting blog yang menuntut kami untuk mencari bahan selain dari buku. Kemudian proses belajar yang tidak hanya dilakukan di kelas namun juga secara online.

Evaluasi
Di kelas, kami memang terlihat tidak peduli. ketika dosen bertanya “mengerti?”, kami hanya diam. Ketika ditanya “ada pertanyaan?”, kami juga tetap diam sehingga pernah suatu saat pengampu merasa kecewa pada kami dan akhirnya meninggalkan kelas. namun setelah kami meminta maaf dan berjanji untuk selalu merespon pertanyaan pengampu, dosen tetap masuk pada pertemuan berikutnya dan memang belum dapat berjalan dengan seperti yang diharapkan karena masih sering “delay” sehingga pengampu mengulang pertanyaannya lagi hingga kami merespon.

Kritik
Dosen pengampu yang juga merangkap sebagai PD III membuat jadwalnya semakin padat dan seringkali memberi informasi tiba-tiba lewat FB atau melalui komting. Sebenarnya kami maklum akan hal itu, karena peran rangkap yang dimiliki oleh pengampu. Teman-teman yang sudah sempat datang ke kampus tiba-tiba disampaikan bahwa kelas hari itu ditiadakan. Apalagi saya pribadi tidak setiap saat mengecek FB untuk melihat informasi. Kemudian pengumuman mengenai UAS yang sangat mendadak. Saya mengetahui informasi tersebut dari komting pada pukul 07.00 sedangkan kasuk kuliah pukul 08.00.

Saran
Untuk ke depannya, jika ibu memang berhalangan masuk secara tiba-tiba, ibu bisa meminta pengampu lain untuk menggantikan sehingga tidak sia-sia sudah datang ke kampus. Apabila pengampu lain juga tidak bisa masuk, ibu bisa memberi tugas yang harus dikumpul pada hari itu juga dan absen tetap berjalan. Karena dari saya pribadi, kuliah pengganti itu tidak menyenangkan.

Pesan
Pengampu tetap menjalankan kelebihan-kelebihannya dalam mengampu mata kuliah ini seperti tepat waktu, tugas yang bisa dikerjakan sambil bersenang-senang.

Sekian testimoni saya yang singkat ini. Saya meminta maaf khususnya pada pengampu apabila ada kata yang salah atau menyinggung hati. Terima kasih J

Senin, 18 Juni 2012

UAS Paedagogi TA 2011/2012

Minggu, 03 Juni 2012

Review Presentasi Micro Teaching





Kelompok 6
Anggota      :
  1. Rosa Mentari Putri   101301010
  2. Reza Indah Pribadi  101301014
  3. Yoseva Okta Marini  101301052
  4. Vera Gandhi              101301057
  5. Dede Suhendri         101301078
  6. Olga Septania           101301082

Pertanyaan:
1.  Mengapa kelompok memilih games yang demikian, jika dikaitkan dengan mata pelajaran bahasa Inggris yang dipilih kelompok untuk diajarkan ke anak didik? Mengapa menggunakan gambar saat menjalankan proses micro teaching?
Kelompok tidak mengaitkan pemberian games dengan mata pelajaran bahasa Inggris yang diajarkan. Keduanya memiliki tujuan masing-masing. Dimana, pemberian pelajaran bahasa Inggris sebagai upaya pemberian tambahan belajar bahasa Inggris selain di sekolah. Selain itu, anak didik lebih termotivasi belajar bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Berbeda dengan tujuan belajar bahasa Inggris, games ini dipilih untuk melatih kekompakan, bekerja dalam tim, dan kecepatan.
Walaupun ada 2 anak yang sudah duduk di kelas 1 SMP ikut serta dalam kegiatanmicroteaching ini, mereka tidak merasa risih dengan metode penggunaan gambar saat pengajaran bahasa Inggris berlangsung. Media gambar sebenarnya cocok untuk anak dari berbagai usia, tidak hanya untuk anak usia dini saja. Mengajari kosakata bahasa Inggris melalui media gambar, akan membantu murid untuk lebih mudah mengingat kosakata tersebut. Misalnya kosakata ‘artist’, anak-anak sebagian besar akan mengira bahwa artinya adalah artis/aktor, padahal arti sebenarnya adalah seniman. Dengan adanya gambar seseorang yang berada di depan kanvas, yang memegang kuas di satu tangan dan memegang piring cat di tangan satunya lagi, akan semakin mempermudah anak-anak untuk mengingat arti dari kosakata tersebut, karena otak kanan juga turut berperan di sini.

2.  Pada tujuan dari micro teaching disebutkan bahwa kelompok memotivasi peserta untuk belajar bahasa inggris, apa realisasinya?
Pada praktiknya, kami memang tidak terlalu memunculkan bagaimana kami memotivasi secara nyata. Namun, kelompok membuat pelajaran bahasa Inggris tersebut menjadi sesuatu yang menarik sehingga mind set mereka yang menganggap kalau Inggris itu tidak seru kita ubah menjadi pikiran yang menganggap kalau bahasa Inggris merupakan pelajaran yang menarik untuk dipelajari. Kemudian, untuk anak-anak yang mengganggap kalau pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran yang terlalu mudah ataupun menyepelekannya, kelompok berusaha mengubah pikiran tersebut bahwa ternyata pelajaran bahwa pelajaran bahasa Inggris bukan pelajaran yang sekedar mengetahui bahasa tanpa arti, atau mengetahui arti tanpa mengetahui kata-katanya ketika dieja, bahkan dibutuhkan pemahaman yang mendalam sampai kepada struktur dari sebuah kata, bagaimana cara mengeja, bagaimana ketika dibaca, kemudian bagaimana bentuknya di dalam kehidupan nyata, sampai bagaimana kata tersebut menjadi sebuah bagian dari kalimat sampai kepada bagian dari sebuah percakapan (conversation). Ditambah lagi, kelompok juga memotivasi peserta dengan terlebih dahulu menyampaikan apa cita-cita mereka dan sesekali memberikan pujian terhadap cita-cita mereka tersebut.

3.   Kelompok memberi reward ekstra pada anak yang mau menjawab pertanyaan namun memberinya juga pada anak yang tidak mau menjawab pertanyaan yang kelompoik anggap itu sebagai cara untuk membujuk. Kenapa kelompok melakukannya? Bukankah terkesan sama saja?
Kelompok melakukan itu dengan maksud menunjukkan bahwa ini semua proses belajar yang dialami bersama. Peserta didik juga tentunya ingin diperlakukan sama karena tidak semua anak berani tampil dan kami mengerti itu. Namun kembali ke esensi dari microteaching ini kalau kami hanya membiarkan anak itu terus berdiam diri tanpa mendapatkan apa-apa, sama saja nol. Maka dari itu, kami berusaha membujuknya dengan cara memberireward ekstra agar mereka semua bisa belajar bersama.

Pada mulanya, partisipan kegiatan ini berjumlah 8 orang. Sampai di tengah pelajaran (sekitar 20 menit setelah pengajaran berlangsung), ada tambahan 3 orang partisipan lagi. Mereka agak telat bergabung karena harus latihan nyanyi terlebih dulu di lantai atas. Kami meminta mereka untuk maju memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum duduk. Awalnya mereka masih bingung pelajaran apa yang sedang berlangsung. Tetapi tidak sampai 5 menit, mereka sudah mampu beradaptasi dan ikut menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh pengajar.

Kelompok tidak memperkirakan ternyata ada 2 partisipan yang sudah duduk di kelas 1 SMP. Walaupun demikian, kami tetap berusaha untuk menyemangati mereka agar turut aktif dalam kegiatan  microteaching ini. Pendekatan kepada mereka dilakukan secara lebih pribadi, misalnya salah seorang anggota (yang tidak sedang mengajar di depan) mendekati mereka satu per satu dan memberi mereka semangat untuk menjawab pertanyaan. Meskipun pada awalnya mereka masih malu-malu, tapi dengan adanya motivasi yang terus menerus dari anggota, akhirnya mereka berani juga untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.