Anggota :
Konsep : Belajar sambil bermain
Perencanaan
A. Pendahuluan
Guru ataupun pengajar memiliki tugas dan tanggung jawab yang
besar dan perlu diperhatikan secara serius. Tidak hanya ilmu dan pengetahuan
yang dilihat dan dipelajari seorang murid terhadap gurunya, namun sikap dan
moral juga akan dicontoh oleh murid. Mengajar bukanlah suatu kegiatan yang
mudah, hal ini memerlukan pengetahuan dan praktik mengajar yang baik.
Ilmu Paedagogi sangat diperlukan untuk menjadi pedoman dalam
mengajar. Dalam Paedagogi, mengajar bukan hanya sebatas memiliki ilmu dan
menyampaikan ilmu tersebut, namun terdapat seni Paedagogi untuk mengajar. Perlu
diperhatikan juga cara menyampaikan ilmu tersebut, interaksi, improvisasi, dan
ekspresi. Intinya, kegiatan pembelajaran sesungguhnya merupakan kombinasi
antara ilmu dan seni.
Selain itu, tidak hanya mempelajari teori Paedagogi, namun
harus mengetahui dan mempelajari praktik Paedagogi. Dengan kata lain, tidak
sekadar harus dipahami, melainkan juga mengetahui bagaimana cara
mengaplikasikannya. Paedagogi dapat memfasilitasi dan menjadi pedoman bagi calon
guru dan juga guru ataupun pengajar.
Hal ini berhubungan dengan konsep micro teaching,
dimana Micro berarti kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik
atau menajar. Micro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya
diperkecil atau disederhanakan. Hal ini memberikan kesempatan bagi pengajar
untuk melatih kemampuan interaksi nya dengan murid dan juga sarana untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi pengajaran yang lebih komplek yaitu kelas
yang sebenarnya. Disinilah kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu menjadi seni
mengajar dan mempraktikkan teori yang telah dipelajari.
Pelajaran yang diajarkan dalam kegiatan micro
teaching ini adalah bahasa Inggris. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada
zaman yang serba canggih ini, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang
sangat penting. Sebagian besar alat elektronik seperti komputer, ipad,
dan lain sebagainya juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
perangkatnya. Bahasa Inggris adalah world language yang
dapat digunakan hampir di seluruh dunia. Sangat banyak keuntungan yang dapat
diperoleh jika dapat menguasai bahasa Inggris, terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan. Termasuk ketika searching di dunia maya, sangat
banyak artikel, karya ilmiah, ataupun hasil penelitian yang ditulis dalam bahasa
Inggris yang dapat menambah wawasan kita.
Anak-anak diharapkan mempunyai kesempatan mempelajari bahasa
internasional ini sejak dini. Jika sejak kecil sudah dipelajari, maka akan
menjadi bekal yang sangat berguna baginya setelah dewasa. Oleh sebab itulah,
pelajaran yang diberikan dalam kegiatan micro teaching ini
adalah bahasa Inggris. Tingkat kesulitan yang diberikan juga disesuaikan dengan
kemampuan mereka. Tujuan pelaksanaan micro teaching ini salah
satunya adalah agar anak dapat lebih termotivasi lagi untuk belajar bahasa
Inggris setelah mereka mengetahui pentingnya bahasa Inggris untuk masa depan
mereka.
B. Landasan Teori
· Paedagogi
praktis
Penting untuk kita mengetahui bahwa Paedagogi bukan hanya
sekedar kita mengetahui serta memahami pengertiannya namun bagaimana
pengaplikasiannya. Nah hal inilah yang melahirkan apa yang disebutkan sebagai
Paedagogi Praktis. Salah satu fungsi penelitian paedagogis adalah untuk
memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela,
membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Tujuan ini melahirkan
paedagogi praktis.
The application on our micro teaching activity
Kita semua telah mengetahui bagaimana keberadaan paedagogi
itu nah sekarang tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya. Berdasarkan
kegiatan micro teaching yang kita lakukan ada beberapa pengaplikasian
berdasarkan unsur paedagogis. Sebagai contoh bagaimana kita sebagai tim
pengajar membentuk sebuah konsep mengajar kepada anak-anak agar mereka memahami
materi ajar. Dalam hal ini, kemaren kami mengadakan beberapa tahapan untuk
dapat memahami beberapa pekerjaan dalam bahasa Inggris. Kami memulai dengan:
1. Menunjukkan media ajar
Media
ajar dalam artian kami sengaja menyiapkan gambar pendukung (cth: gambar seorang
pilot kemudian pada bagian bawah tertera bahasa Inggris dari Pilot yakni PILOT)
2. Memberikan contoh cara
membaca
Kami
kemudian membacakan dengan jelas dan tegas bagaimana kata “PILOT” dalam bahasa
Inggris dibacakan
3. Mengajak peserta didik
untuk mengulang bagaimana cara membacakan kata “PILOT”
4. Meminta peserta didik
untuk mengeja ke dalam bahasa Inggris
Nah tahapan ini kami lakukan karena penting untuk
menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik, agar tidak juga terlalu cepat
dalam memberikan bahan ajar dan juga tidak terlalu lambat sehingga peserta
didik mampu memahami dan mengingat untuk selanjutnya.
· Prinsip-prinsip
Proses Paedagogis
Beberapa
prinsip-prisip Paedagogis adalah:
1. Kesatuan karakter
ilmiah dan ideologis dari proses paedagogis (Addine, 2001), dalam artian bahwa
setiap proses paedagogis harus terstruktur. Seperti apa yang telah kami
lakukan, bahwa kami membagi proses mengajar kami menjadi 3 bagian yakni:
· Ice breaking
atau pengenalan
Dalam
bagian ini kami masing-masing sebagai pendidik memperkenalkan diri kemudian
juga kami meminta para peserta didik untuk memperkenalkan diri mereka. Kami
juga menanyakan bagaimana ketertarikan mereka terhadap pelajaran Bahasa Inggris,
bagaimana nilai yang mereka peroleh di sekolah untuk setiap mata pelajaran
Bahasa Inggris, dll. Hal ini kami lakukan tentunya dengan maksud agar antara
kami sebagai pengajar dan para peserta didik dimulai dengan sesuatu yang ringan
sehingga untuk proses selanjutnya akan menjadi lancar.
· Memasuki
materi ajar
Bagian
yang kedua ini sudah kami mulai dengan materi ajar. Dimana kami mulai dengan
menunjukkan media ajar (gambar), kami membacakanpronunciation atau
bagaimana cara pelafalan kata-kata dalam bahasa Inggris, kemudian meminta
peserta didik untuk mengeja, selanjutnya meminta mereka untuk menuliskan
kalimat menggunakan kata-kata yang sudah dipaparkan sebelumnya. Peserta didik
yang aktif (yang mampu menjawab, mau menulis kalimat di papan tulis) kami
berikan bintang sebagai penghargaan.
· Penutup
Pada
bagian ini kami mengadakan games, nah ini adalah hal yang paling dinantikan
oleh peserta didik kami. Games kami berikan untuk membukakan suatu pelajaran
bagi mereka. Pada akhir dari games, kami meminta beberapa anak untuk memberikan
pendapat mereka mengenai pelajaran apa yang mereka dapatkan melalui games yang
kami berikan (dalam hal ini games yang kami berikan adalah estafet karet) dan
para peserta didik banyak memberikan pendapat dimana games ini mengajarkan
mereka untuk mengontrol emosi mereka, mengikat kebersamaan, kesabaran, dsb
hingga pada bagian akhir kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi para
peserta didik pada hari itu.
2. Adanya kekhususan atau
karakteristik yang berbeda pada setiap anggota yang memiliki hak untuk
dipertimbangkan dan dihormati.
Dalam
proses micro teaching yang kami lakukan, terdapat beberapa anak yang sangat
aktif dan bahkan ada yang sangat pemalu. Kami tentunya berusaha untuk
memberikan taktik-taktik tertentu. Misalkan untuk anak yang sangat aktif, kami
tidak menutup kesempatan untuk mereka mengutarakan jawaban atau komentar mereka
namun pada sesi yang lain kami juga membatasi si penjawab dengan maksud agar
anak lain yang belum menjawab juga mempunyai kesempatan untuk menjawab.
Sedangkan untuk anak yang sangat pemalu, kami secara khusus sering menyebut
nama mereka untuk menjawab atau sekedar memberikan komentar, terkadang kami
juga perlu usaha yang extra untuk meminta mereka menjawab
seperti membujuk mereka, mendekati kursi mereka dan meminta
mereka menjawab, atau sekedar membisikkan kepada mereka kata-kata semangat
kalau mereka juga mampu seperti anak-anak lain untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
3. Istilah pendidik dan
pengajar tidak dapat dipertukarkan tetapi saling melengkapi.
Prinsip
ini mengarah kepada pengertian bahwa ketika seseorang menempuh pendidikan, maka
ia harus menjalani proses pembelajaran yang baik.
4. Proses paedagogis
menggamit prinsip bahwa domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam
suasana yang kering.
Hal
ini berarti bahwa proses paedagogis harus terstruktur berdasarkan kesatuan dan
hubungan antara kondisi manusia. Jadi seorang peserta didik mungkin saja
mempunyai pemahaman sendiri bagaimana dunia di sekitarnya dan dunianya sendiri
sehingga pemahaman inilah yang tentunya akan mempengaruhi bagaimana mereka
bertindak serta merasakan sesuatu.
5. Masing-masing subsistem
aktivitas, komunikasi dan kepribadian saling terkait satu sama lain.
C. Alat dan Bahan
Dalam melakukan microteaching ini, adapun
alat dan bahan yang kami perlukan yaitu :
1. Gambar (alat peraga)
2. White Board dan Spidol
3. Kamera digital
4. Sedotan
5. Karet gelang
6. Bintang dari kertas
7. Beberapa hadiah (reward)
D. Peserta
Yang akan menjadi peserta dalam kegiatan
microteaching ini adalah anak-anak sekolah minggu di Gereja Katolik Santa Maria
Ratu Rosario (Jl. Binjai Km 8,5), yang berjumlah sebanyak 10 anak.
E. Jadwal Kegiatan
F. Taksiran Biaya
Alat dan bahan : 50.000,-
Reward
: 50.000,-
0 komentar:
Posting Komentar