Sudah dua bulan sejak postingan terakhir
saya soal IELTS dan sekarang waktunya saya ceritakan soal pengalaman membuat
VISA. Kalau IELTS saya pecah jadi 3 part, sekarang akan saya buat dalam bentuk
full tanpa dipisah agar lebih mudah dipahami karna apply VISA ini prosesnya
sambung menyambung menjadi satu berjajar pulau-pulau haha.
Visa yang saya apply adalah tier 4 general.
Visa jenis ini adalah visa untuk pelajar, jadi kalau mau apply untuk melancong
saja atau tujuan lain jenisnya beda lagi. Silahkan cek website visa4uk untuk
penjelasan lebih detail, hehe.
Oke pertama sekali kita akan bahas apa-apa
saja persyaratan untuk apply VISA. Untuk urusan VISA ini saya minta tolong agen
pendidikan IDP Medan karena memang saya buta soal visa-visaan. Daftar dokumen
yang harus dilengkapi, yaitu:
1. 1. Confirmation of Acceptance for
Studies (CAS)
2. 2. Passport
3. 3. Paspoto latar putih 3.5 x 4.5 2
lembar
4. 4. Biaya visa sebesar 310 UKsterling
(pas aku bayar online rupanya mereka minta dollar, jadinya USD515)
5. 5. Form aplikasi yang diisi secara
online kemudian diprint dan ditandatangani
6. 6. Bukti keuangan. Saldo minimum
yang tertera di bukti keuangan adalah uang kuliah tahun pertama + biaya hidup
selama 9 bulan dan harus mengendap selama 28 hari berturut-turut (kalau memakai
poin a, b, atau c). Mengendap bukan berarti tidak boleh berkurang atau
bertambah. Boleh berkurang asalkan jangan sampai dibawah dana minimum walaupun
hanya sehari saja.
a.
Buku tabungan/
b.
Sertifikat deposito/
c.
Rekening koran/
d.
Guarantee letter (kalau
beasiswa)
7. 7. Surat referensi dari bank
(original). Di dalamnya harus tertera nama, nomor rekening, sejak kapan menjadi
nasabah, dan jumlah uang yang ada dalam rekening saat surat dikeluarkan.
8. 8. Surat pernyataan penanggung
biaya & pernyataan penghasilan rata-rata per tahun (english + materai 6000)
9. 9. Surat pernyataan dari student
berisi tujuan ke UK (english + materai 6000)
10. 10. Surat keterangan kerja orangtua dari institusi yang
bersangkutan (berisi nama, jabatan, lama bekerja, alamat, telepon kantor) atau
SIUP/SIP/Akte pendirian perusahaan jika orangtua wiraswasta.
11. 11. Akte lahir dan kartu keluarga (asli
+ copy + translation)
12. 12. Ijazah + transkrip (asli + copy
+ translation)
13. 13. TB certificate (sertifikat bebas TBC)
*Nomor 7, 8 dan 10 tidak perlu kalau
beasiswa.
Nah, sudah lihat kan dokumen yang perlu
disiapkan? Sekarang saatnya saya menceritakan pengalaman saya dari
Padansidimpuan ke Jakarta demi mendapatkan stempel visa di paspor saya.
Pertama sekali tentu saja siapkan semua
berkas yang bisa saya siapkan sendiri seperti paspor, ijazah, transkrip, dkk.
Setelah itu saya mengurus bank reference karena saya kuliah dibiayai orangtua
saya. Tidak lama, sekitar 30 menit saja kok. Tapi pas saya surfing blog ada
yang bilang tergantung bank dan ‘sedekat’ apa kita dengan pegawai yang
membuatnya. Bisa jadi satu hari baru selesai. Ntah lah ya, nasib anak soleh ya
30 menit selesai, haha. Jangan lupa orangtua yang kita pakai bukti keuangannya
yang harus datang ke bank, tidak boleh nitip! Pihak bank akan minta buku
tabungan dan ktp pemilik soalnya. Pastinya kita juga harus ikut karna nanti si
mas /mbak pegawai bakal nanya-nanya soal isi suratnya mau dibuat gimana. Waktu
itu saya datang sama mama, dan si mas nya nanya ini buat universitas mana?
Ditujukan ke siapa? Coba lihat dulu yang saya buat ini manatau nanti ada yang
kurang. Itu sebabnya kita mesti ikut ke tempat untuk cek suratnya sudah pas
atau belum.
Nah sekarang isi form aplikasi. Sebelum
itu, mulai Juni 2015 UK menetapkan bahwa applicant yang akan menetap lebih dari
6 bulan diwajibkan membayar IHS atau semacam asuransi kesehatan. Waktu saya
apply, pembayaran IHS dan pengisian form aplikasi masih dipisah. Tapi semenjak
Juli, urusan IHS dan pengisian form dijadikan satu di situs yang sama. Makanya
tetep update ya, guys! Jangan sampai ada yang missed infonya.
Setelah selesai bayar IHS, saya isi form
aplikasi, kemudian saya diminta memilih lokasi pengambilan BRP (Biometric
Residence Permit). Nah, mulai 2015 ini juga (banyak yang baru di 2015 haha)
visa yang tertempel di paspor hanya bersifat sementara saja. Visa hanya akan
valid selama 30 hari karena kita akan diberikan BRP kalau sudah sampai di UK.
Diberikan waktu 10 hari semenjak kedatangan di UK untuk mengambil BRP. BRP
sendiri akan valid selama masa studi + 4 bulan dan inilah yang menjadi KTP kita
selama bermukim di UK. Dimana ngambilnya? Kalau sudah siap isi form aplikasi
kita ditanya mau ngambil dimana. Tergantung sih. Kalau universitas memang
meminta agar kita mengambil disana, berarti masukkan kode universitas. Nanti
kita ambil BRP disana. Tapi kalau tidak, ya siap-siap ngambil BRP di kantor
pos, haha. Nggak ada bedanya kok, nanti juga diminta masukin kodekantor pos
yang dituju.
Setelah selesai isi form dan pilih BRP
location, saatnya pilih tanggal dan jam
submit dokumen. Kalau sudah fixed, lanjut ke pembayaran aplikasi (online only,
gabisa bayar cash kalau di Jakarta. Tapi kalau mau submit berkas di Bali bisa
cash). Print and DONE! Jangan lupa tandatangan ya.
Yak, sekarang tinggal TB check di Jakarta.
Untuk TB check ini kita harus book dulu. Gabisa asal datang ke rumah sakit
terus minta check, nanti malah disembur sama pak satpam, justkidding lol. Rumah
sakit yang dipercaya oleh UK embassy
untuk check ini adalah RS Premier Jatinegara dan RS Premier Bintaro. Telpon dulu
ke sana, nanti dia kaya nelpon cs gitu pake-pake nomor, tekan ini tekan itu.
Pilih medical check up (lupa tekan nomor berapa), karna mau nunggu sampe tombol
berapapun gabakal ada pilihan TB check. Nanti mbaknya akan minta identitas diri
trus nanya maunya tanggal berapa. Kalau ternyata masih ada spot kosong berarti
kita bisa datang di tanggal tersebut. Setelah itu mbaknya bilang datang jam berapa sekalian bawa 2
paspoto latar biru 4x6 sebanyak 2 lembar. Booked!!
Sebelum berangkat ke Jakarta saya kembali
ke IDP Medan sekali lagi untuk memastikan bahwa dokumen sudah lengkap (kecuali
TB certificate). Setelah approved dari sana saya langsung terbang ke Jakarta.
Saya sampai ke Jakarta pada hari Minggu, 26
Juli 2015. Saya menginap di hotel, mau nginep di kosan teman belum pada balik
karena pada saat itu teman yang tinggal di Jakarta masih berlebaran ria di
kampungnya masing-masing. Senin pagi saya berangkat menuju RS Premier
Jatinegara untuk TB check. Disana saya tanya sama pak satpam nya kalo mau TB
check lapor kemana. Dia nunjukin kita harus kemana sambil ngasih nomor antrian.
Setelah nomor antrian kita dipanggil langsung daftar sama mbak-mbaknya. Kita
disuruh ngisi formulir trus bayar. Kalo udah selesai kita disuruh naik ke
lantai 7. Disini kita ngisi data yang akan tertulis di sertifikat nantinya.
Selain itu ada form persetujuan dan checklist gejala-gejala TB. Kalo emang
nggak ada TB seharusnya semua dijawab NO, haha. Disini juga kita sekalian
ngasih paspoto 2 lembar untuk ditempel di sertifikat.
Nah, kegalauan saya dimulai ketika ngisi
data untuk sertifikat. Ada ‘alamat’ yang harus diisi dan si mbak bilang kalau
alamat ktp dan paspor beda tulis sesuai paspor saja. Sedangkan alamat yang saya
tulis di aplikasi visa online saya buat sesuai ktp. Saya langsung ketakutan
setengah mati. Saya baru sadar ternyata alamat paspor dan ktp saya berbeda.
Kenapa saya takut? Banyak orang yang bilang perbedaan sedikit saja di salah
satu dokumen bisa membuat pengajuan visa kita ditolak. Sepanjang proses TB
check saya jadi tidak konsen. Pikiran saya menjalar kemana-mana. Bagaimana
kalau ditolak hanya karena perbedaan alamat. Nggak lucu kalau mesti apply visa
lagi dari awal dan mesti bayar lagi, huaaaaa. Sudahlah, saat itu Cuma bisa
pasrah.
Kegalauan nambah saat si mbak bilang hasil
bisa diambil 2 hari kemudian, KALAU mereka tidak menemukan keanehan dari hasil
rontgen. Jika ini terjadi mereka akan menelepon kita keesokan harinya untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu tes sputum atau dahak yang akan dilakukan
3 hari berturut-turut setiap pagi. Jadi tiap pagi sehabis bangun tidur (tanpa
minum tanpa kumur-kumur) nantinya kita akan diminta langsung ke rumah sakit
untuk nyetor dahak doang. Hasilnya bisa ketahuan 6 minggu setelah pemeriksaan.
BAYANGKAN! Bagaimana kalau ternyata hasil saya tidak bagus dan harus menjalani
prosedur menyiksa tersebut. Bisa-bisa gagal ke UK tahun ini, hiks hiks.
Oke, kembali ke topik awal. Setelah ngisi
semua berkas yang dikasih sama mbaknya, kita akan dikasih gelang penanda untuk
antri rontgen paru trus pindah tempat lagi karna rontgen nya dilakukan di ruang
yang berbeda lagi. Heboh memang.
Pas di ruang rontgen nantinya si mbak akan
kasih petunjuk musti ngapain selama prosesnya berlangsung. Waktu itu saya
disuruh buka baju trus menghadap ke mesinnya. Kita berdiri, bukan berbaring
haha. Aba-aba nya Cuma tarik napas dalam-dalam, tahan, lepaskan, gitu aja
berulang-ulang sampe mereka dapat foto yang pas haha. Ga sampe 5 menit udah
selesai. Ya, memang administrasinya yang lama. Isi ini isi itu, padahal
rontgennya ga sampe 5 menit huhu. Abis itu pulang. Oh ya kita dikasih souvenir
gelas dari RS nya hehe.
Sesampainya di hotel pikiran negatif
kembali muncul. Gimana kalo besok dapat telpon dari RS, gimana kalau nanti visa
ditolak, semua kemungkinan-kemungkinan mengerikan saya pikirkan dan betul-betul
buat galau maksimal. jiwa tak tenang sampai keesokan harinya di malam hari tak
kunjung ada telpon dari RS. Alhamdulillah berarti hasil aman. Hilang satu beban
pikiran, fiuh.
Rabu, 29 Juli saya kembali ke RS untuk
ambil hasilnya. Cukup kembali ke lantai 7 tempat isi data sertifikat TB nanti
disana kita tunjukkan bukti pembayarannya. Selesai. Jangan lupa scan atau copy
serifikatnya untuk jaga-jaga.
Kamis saya bersemedi di hotel kembali
menggalaukan mengenai perbedaan alamat di paspor dan form aplikasi online. Tapi
apa mau dikata semua sudah terlanjur dan besoknya tinggal submit. Yassalam,
saya serahkan kepadan Yang Maha. Pas saya cek dokumen lagi ternyata ada yang
kelupaan. Print out appoinment! Saya belum punya. Ini juga ketahuan pas
browsing soal perbedaan-perbedaan isi dokumen untuk apply visa , larinya malah
nemu proses pengajuannya. Saya chat teman saya yang tahun ini juga akan ke UK
untuk kuliah dan visa nya memang sudah siap. Dia bilang print out appoinment
memang perlu ditujukkan pas nanti mau masuk vfs nya. Untung saja di dekat hotel
saya menginap ada warnet. Saya langsung ke sana untuk print. Akhirnya lengkap
sudah semua persiapan tempur esok hari.
Jumat, 31 Juli 2015 saya datang ke VFS
untuk submit dokumen sekalian biometric scan. VFS ada di kuningan city mall.
Mall nya besar tapi sepi. Mungkin karna saya datang jam 10 kali ya, haha. VFS
UK gabung dengan Aussie dan New Zealand juga. Pas masuk ke VFS nya saya
tunjukin appoinment ke pak satpam dan saya disuruh keluar lagi karna appoinment
saya jam 10.30. applicant hanya boleh datang paling cepat 10 menit sebelum
waktunya, berarti jam 10.20. jadilah saya keliling-keliling tak menentu di mall
super besar itu. Sebenarnya ada tempat duduk melingkar di sekitar situ tapi
penuh. Kalau saya perhatikan sih yang duduk di sana adalah orang-orang yang mau
apply visa juga. Kelihatan dari berkas-berkasnya, haha.
Jam 10.20 saya langsung kembali ke vfs.
Saya tunjukkan paspor dan appoinment saya pada pak satpam dan akhirnya
diizinkan masuk. Setelah itu saya diberikan nomor antrian sama mbak yang jaga
di pintu. Di dalam ruangan, nanti akan di sambut oleh mas dan mbak yang duduk
di front desk untuk ngasih lembar checklist. Lembar ini berguna untuk
mengurutkan berkas yang kita punya. Mereka akan suruh kita susun berkas sendiri
di kursi tunggu antrian. Susun saja berdasarkan urutan yang diberikan di daftar
sekaligus beri tanda check kalau memang punya berkasnya. Kalau tidak ada ya
jangan kasih tanda check haha. JANGAN LUPA FOTOCOPY JUGA DIURUTKAN SEPERTI YANG
DI DAFTAR DAN DIPISAH DARI ASLINYA KARNA NANTI AKAN DITEMPATKAN DI AMPLOP YANG
BERBEDA. Kalau ada yang tidak tahu nanti ada petugas yang jalan-jalan untuk
memastikan kita sudah susun berkasnya, tanya saja sama mereka. Jangan pakai
gadget di dalam ruangan untuk nunggu giliran kalau ga mau malu. Nanti ditegur
sama pak satpam atau petugas di sana haha. Soalnya waktu itu ada ibu-ibu yang
nelpon di dalam ruangan, langsung saja pak satpam melancarkan aksinya.
Nunggu di dalam ruangan ga lama kok. 5
menit antri sambil beres-beres berkas saya langsung dipanggil. Petugas akan
nanya apakah sudah siap diurutkan berkasnya. Waktu itu saya belum siap jadi
saya urutkan di depan petugasnya. Setelah siap, saya tunjukkan berkas saya
sekaligus daftar checklist nya. Petugas akan mencek apakah semua sudah pas.
Setelah itu dia akan simpan berkas kita dan nanya apakah kita mau track
aplikasi lewat sms dengan bayar 25ribu. Waktu itu saya dengan polosnya nanya,
‘berarti nanti pulsa kita kepotong 25rbu ya mbak?’. Bukan, bukan seperti itu
rezaaaaaaaa haha. Jadi kita langsung bayar cash 25ribu sama petugas terus nanti
dikasih formulir lagi untuk data track dikirim ke nomor mana dan email mana.
Selain itu kita juga akan dikasih bukti submit dokumen yang akan kita gunakan
untuk mengambil kembali dokumen kita saat visa sudah selesai diproses. JANGAN
HILANG!
Setelah itu kita disuruh antri lagi untuk
biometric scan. Nggak lama juga kok nunggunya. Ga sampe 5 menit saya sudah
dipanggil lagi untuk masuk ke ruangan biometric. Di dalam saya scan jari,
paspoto (INI YANG DIPAKAI DI VISA BUKAN YANG KITA KASIH SAAT SUBMIT BERKAS,
KECEWA SAYA SUDAH POTO BAGUS-BAGUS DI FOTO STUDIO TERNYATA BUKAN ITU YANG
DIPAKAI, hiks hiks), trus tanda tangan. Selesaaaaaiiiii!!!!! Saya selesai
sekitar jam 11 dan langsung pesan tiket pesawat lagi, pulang ke hotel, packing,
dan terbang kembali ke Medan.
Saya nggak bisa langsung pulang ke
Padangsidimpuan karna masih harus ngasih bukti submit dokumen ke IDP biar
mereka yang ambilkan berkas saya. Kesalnya waktu itu hari jumat dan saya sampai
malam hari sedangkan kantornya buka hari Senin. Nambah 2 malam lagi deh di
Medan. Senin saya langsung ke IDP dan malamnya kembali ke Padangsidimpuan,
fieuhh. Panjang memang perjalanan mengurus visa ini, musti sabar.
Di rumah, saya kembali memikirkan
kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Saya sampai surfing blog
orang soal perbedaan alamat di aplikasi dan paspor. Ada yang bilang itu bisa
buat visa ditolak ada yang bilang nggak karna itu Cuma info tambahan di halaman
belakang paspor. Yang di cek itu Cuma halaman depan yang isinya nama, ttl,
nomor paspor, dll. Adal lagi yang bilang kalau paspor kosong bisa ditolak karna
kita belum ada pengalaman ke luar negeri. Paspor saya memang kosong dan itu
buat saya takut. Bahkan ada yang punya sejarah perjalanan luar negeri yang
banyak tapi tetap ditolak. Satu lagi, tanda tangan saya di KTP berbeda dengan
yang di paspor. Saya memang melampirkan fotocopy KTP sebagai salah satu dokumen
saya. Ketakutan mulai menggerogoti dan saya tidak tenang. Tidur tidak tenang,
jalan sama teman-teman juga ga bisa dinikmati karna kepikiran terus.
Rabu, 12 Agustus, saya dapat email dari UK
Visa di Manila kalau aplikasi saya sudah di proses dan berkas sedang dalam
perjalanan menuju Jakarta. Ketakutan semakin menjadi-jadi. Kamis dan Jumat
berlalu, tak kunjung datang sms dari VFS Jakarta bahwa mereka sudah menerima
berkas saya. Belum lagi senin itu 17 Agustus, saya harus menunggu lagi hingga
selasa. Selasa siang sms tak kunjung menghampiri hp saya. Tiba-tiba agen dari
IDP nanya soal progressnya. Saya bilang baru dapat email itu. Dia minta
emailnya biar dia forward ke IDP Jakarta untuk di track langsung. Sore harinya
saya beru dapat sms dari VFS kalau berkas saya sudah diambil. Saya langsung
kirim sms tersebut ke agen saya untuk memastikan. Dia bilang dokumen saya
memang sudah dijemput oleh IDP Jakarta ke VFS dan sudah dikirim ke Medan.
Jantung berdetak nggak karuan, saya langsung nanya agen saya apakah visa
diapprove atau direject. Ternyata dia juga nggak tahu, yang jelas berkas saya
sedang otw Medan dan kamis sudah bisa diambil. Aduuhhh, harus nunggu lagi
sampai Kamis untuk tahu kejelasan status visa saya. Agen saya bilang nggak usah
khawatir, seharusnya visa saya diapprove karna tidak ada kabar dari IDP jakarta
kalau visa nya direject. Oke, saya sedikit optimis dengan kata-kata agen saya
tersebut. Semoga benar yang dia bilang.
Kamis, 20 Agustus sekitar pukul 11 saya
dikabari oleh agen saya kalau berkas sudah sampai di kantor mereka dan sudah
bisa diambil. Melihat isi chat nya itu saya langsung deg-degan lagi, kali ini
berdegup kencang luar biasa (haha lebay). Saya bilang saya masih di Padangsidimpuan
dan akan saya ambil minggu depan. Trus saya tanya apakah approved or rejected.
Nunggu balesan dari dia itu nyiksa luar biasa. Bukan karna dia balesnya lama
tapi karna penasaran isi balesan dari dia itu apa. Beberapa detik setelah saya
kirim pesan itu dia balas: di APPROVE ya..
Oh Tuhan, Alhamdulillah ya Allah. Senang
sekali saya pas lihat balasan itu. Akhirnya saya bisa ke UK untuk lanjut S2.
0 komentar:
Posting Komentar